Pulau Bali merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia yang
menyediakan beberapa tempat wisata yang sangat unik dan indah. Bali berasal
dari kata "Bal" dalam bahasa Sansekerta berarti "Kekuatan",
dan "Bali" berarti "Pengorbanan" yang artinya supaya kita
tidak melupakan kekuatan kita. Supaya kita selalu siap untuk berkorban.
Provinsi bali merupakan salah satu provinsi yang cukup terkenal di
Indonesia karena merupakan salah satu aset devisa negara Indonesia yang cukup
tinggi di bidang pariwisatanya. Ibukota Provinsi Bali adalah Denpasar. Provinsi
bali sendiri tidak hanya terdiri dari pulau (dewata) Bali saja, namun juga
terdiri dari banyak pulau yang lain, contohnya pulau Nusa Penida, Nusa
Lembongan, Nusa Ceningan, dan lain – lain.
Adat
Istiadat
Negara Indonesia mempunyai berbagai macam suku, budaya, agama,
ras, dan berbagai adat istiadat dengan seperti itu penduduk setempat pasti
memiliki perbedaan. Nah, hal seperti inilah yang menjadi keunikan budaya bangsa
di tanah air ini, sehingga perbedaan-perbedaan ini menciptakan warna yang
begitu indah dalam satu kesatuan bangsa.
Didaerah Bali terdapat beberapa kebiasaan yang unik pada
masyarakat yang ada kaitannya dengan Agama Hindu dan adat istiadat yang
terlahir pada dirinya masing-masing. Pulau Bali ini mempunyai banyak sekali
warisan-warisan dari nenek moyang atau leluhur mereka, yang mana
warisan-warisan budaya tersebut sampai saat ini maih tertanam dan melekat.
Selain dari warisan-warisan peninggalan dari nenek moyang mereka,
masyarakat atau penduduk yang asli terlahir di Pulau Bali ini mempunyai suatu
kebiasaan yang sangat unik sekali, yang mana kebiasan-kebiasaan unik tersebut
hingga saat ini masih dipegang dengan teguh oleh penduduk-penduduk setempat.
Adanya budaya dan tradisi mempunyai ciri khas sendiri pada setiap
masing-masig daerahnya, desa ataupun lingkungan kampung yang ada didaerah Bali.
Mempunyai berbagai macam kebudayaan dan budaya tentunya sudah menjadi tugas
para penduduk setempat untuk melestarikan dari budaya tersebut, dan tidak
pernah tergeser dengan adanya budaya-budaya modern seperti saat ini.
Upacara Adat
Walaupun
pada sejumlah tempat di Bali terkadang memiliki tradisi dan pelaksanaan upacara
adat sendiri, secara umum Bali memiliki upacara adat yang digelar dan
dilaksanakan oleh hampir masyarakat Bali terutama yang beragama Hindu. Walaupun
dalam pelaksanaan tetap mengacu pada tempat (desa) upacara tersebut
berlangsung, waktu upacara, kemudian keadaan ataupun situasi upacara tersebut
dilangsungkan. Misalnya jika warga yang ekonomi kurang mampu, upacara adat ini
bisa dilakukan dalam tingkatan kecil yang tidak mengurangi dari makna upacara
adat tersebut.
Berikut
adalah daftar upacara adat khas di Bali, yang merupakan rangkaian upacara
tradisional yang hampir diikuti dan dilaksanakan oleh warga Hindu Bali.
1. Upacara Ngaben
Upacara
Ngaben ialah suatu
upacara pembakaran mayat
atau jenazah yang dilakukan
oleh umat Hindu
di daerah bali,
upacara adat ini dilakukan untuk mensucikan roh-roh
leluhur orang yang telah meninggal dunia dan menuju kepada tempat
peristirahatannya dengan melaksanakan pembakaran Jenazah.
Ngaben
ini memiliki pengertian atau penjelasan lain dengan semua tujuannya mengarahkan
mengenai adanya pelepasan terakhir kehidupan seseorang atau kehidupan manusia.
Didalam ajaran agama Hindu Dewa Brahma memiliki beberapa macam ujud selain
sebagai Dewa pencipta, Dewa Brahma dipercaya juga memiliki ujud sebagai Dewa
Api.
Jadi upacara adat Ngaben ini ialah proses pensucian
roh-roh dengan melakukan cara dibakan menggunakan api supaya dapat kembali
kepada sang pencipta, api menurut dari orang-orang yang beragama hindu bali
adalah penjelemaan dari Dewa Brahma yang dapat membakar semua kotoran-kotoran
yang terdapat pada mayat dan roh orang yang telah meninggal dunia.
2. Upacara Ngurek
Upacara Ngurek ini
hampir mirip dengan debus dimana para pelaku yang terlibat dalam upacara ini
wajib menusuk tubuhnya dengan menggunakan keris. Tujuan dari Upacara Ngurek ini
adalah manusia wajib yakin dengan Tuhan Yang Maha Esa, ketika manusia sudah
yakin lahir bathin maka akan ada pertolongan berupa anugerah dan berkah dari
Sang Kuasa kepada manusia tersebut.
3 Upacara Penguburan Mayat Trunyan
Desa
Trunyan memang dikenal memiliki tradisi unik, dimana upacara untuk menguburkan
mayat orang yang sudah meninggal cukup digeletakkan di sekitar pohon yang ada
di hutan di dekat desa mereka. Pohon yang ada disini bukan sembarang pohon
melainkan pepohonan taru dan menyan yang mampu mengeluarkan enzim dan bau
wangi, sehingga ketika mayat orang yang sudah meninggal ketika diletakkan
disekitar pohon tersebut tidak akan berbau busuk, malah berbau wangi.
4 Upacara Mepandes
Upacara
Mepandes ini merupakan upacara adat Bali yang dilakukan untuk pembersihan diri
manusia dimana 6 gigi taring pada rahang manusia yang mulai dewasa diratakan
atau dikikir hingga rata. Tujuannya adalah menghilangkan unsur buruk dan jahat
yang disimbolkan oleh 6 gigi taring yang dimiliki oleh manusia tersebut menjelang
usianya menuju kedewasaan. Diharapkan dengan adanya upacara adat seperti ini
manusia akan selalu berbuat baik dimana mereka akan luput dari godaan sehingga
kejahatan dapat diminimalisir sejak dini.
5 Tumpek Landep
Upacara
Tumpek Landep adalah upacara adat Bali dimana senjata dan peralatan yang
dimiliki oleh masyarakat Bali disucikan dengan sesaji dan doa – doa dimana
setelah dikumpulkan dan diberkati oleh para pemuka adat, diharapkan senjata dan
peralatan masyarakat dapat digunakan dengan baik dan mampu membawa keberkahan
dalam kehidupan sehari – hari dari si pemilik senjata dan peralatan tersebut.
Biasanya pengumpulan senjata dan peralatan masyarakat tersebut dilakukan di
pura dimana dipilih sebagai lokasi yang tepat dan sakral untuk pemberian
pemberkatan kepada senjata dan peralatan mereka sehari – hari.
6
Upacara
Mesuryak
Upacara Mesuryak merupakan tradisi
upacara adat khas masyarakat Bali dimana dilakukan dengan melempar uang ke atas
setelah hari Galungan, tepatnya digelar pada hari Kuningan atau 10 hari setelah
hari Galungan. Tujuan dari upacara ini adalah persembahan atau memberikan bekal
kepada para leluhur masyarakat Bali yang mana pada hari Galungan mereka turun
ke bumi untuk memberkati anak cucu mereka, dan kembali ke nirwana pada hari
Kuningan.
Agama
Mayoritas
penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Ajaran agama Hindu merupakan sebuah
anutan yang mengutamakan keselarasan yang bernilai kedamaian universal dengan
memandang bahwa setiap manusia berada dalam atap kekeluargaan yang besar. Kitab
umat Hindu ialah Weda yang merupakan ungkapan prinsip-prinsip universal yang
erat hubungannya dengan nilai moral dan spiritual. Hal-hal yang utama dalam
pemikiran agama Hindu yang berkontribusi pada pandangan universal. Maka dari
itu pura menjadi tempat yang ikonik di Bali.
Pakaian
Adat
Pakaian tradisional bali laki-laki berbentuk destra (ikat kepala),
kain songket, saput, dan dilengkapi dengan sebilah keris yang diselipkan
didaerah pinggang bagian belakang. Sedangkan dengan pakaian adat bali wanita
ini menggunakan dua helai kaing songket, setagen songket dan selendang, selain
menggunakan dua helai kain songket dan lain sebagainya, pakaian adat bali untuk
wanita ini dilengkapi dengan hiasan-hiasan bunga emas dan hiasan bunga kamboja
diatas tepat pada kepala. Perhiasan-perhiasan untuk menghias pakaian adat bali
khusus wanita ini adalah seperti kalung, subang, dan gelang.
Rumah Adat
Salah satu dari contoh rumah adat bali disebut dengan Gapura Candi
Bentar. Gapura Candi Bentar ini adalah puntu masuk menuju istana raja yang
merupakan rumah adat bali juga, Gapura Candi Bentar dibuat dari batu yang
berwarna merah dan diukir oleh batu cadas.
Balai Benggong posisinya terletak di sisi kanan dan Balai Wantikan
ini posisinya terletak pada sisi sebelah kiri. Balai Benggo merupakan tempat
peristirahatan raja dan keluarganya, dan Balai Wantikan ini merupakan tempat
pagelaran kesenian. Secara umumnya, rumah adat bali ini dipenuhi dengan hiasan
pernak-pernik, ukiran-ukiran dengan warna yang alami kemudian patung-patung
simbol ritual. Bangunan rumah adat bali ini terpisah-pisah sehingga bangunan
rumah adat bali ini menjadi banyak bangunan-bangunan kecil dalam satu wilayah.
Senjata
Tradisional
Pada setiap masing-masing daerah pasti memiliki yang namanya
dengan senjata tradisional, yang mana senjata tradisional itu ketika zaman
dahulu dipergunakan dengan baik untuk berperang melawan musuh-musuh yang
menyerang diri kita, berburu atau sebagai alat pelengkap ketika adanya kegiatan
resmi. Menurut kisah cerita, keris bali ini merupakan salah satu
peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Konon katanya, keris ini kebudayaan
Majapahit yang sangat kuat, sehingga alat pertempuran seperti keris ini
diangkat oleh kerajaan-kerajaan di Pulau Bali atau bisa disebut dengan Pulau
Dewata.
Menurut filosofi, keris bali ini dilihat sebagai simbol dari nilai
ajaran-ajaran tentang kehidupan agama Hindu. Bahkan, mereka mempunyai hari-hari
tertentu untuk beribadah ketika akan merawat kesucian keris pusaka yang
dimiliki olehnya. Keris ini dijadikan sebagai peralatan perang penduduk Bali,
kegunaannya selain untuk melindungi diri, keris ini bisa mewakili seseorang
didalam suatu undangan pernikahan/perkawinan. Dan menurut dari
kepercayaan-kepercayaan penduduk Bali, apabila keris pusaka ini direndam
didalam air putih maka akan bisa menyembuhkan anggota keluarga dari
gigitan-gigitan binatang yang memiliki bisa.
Seni Tari
Tari Bali adalah tarian yang berasal dari Bali. Tari Bali tidak
selalu bergantung pada alur cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk
menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian dengan ekspresi penuh. Kecantikan
tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah.
1
Tari Kecak
Tari kecak, tari
kecak ini adalah tarian yang sangat terpopuler di daerah Pulau Bali. Tarian ini
dimainkan oleh puluhan anggota dari kalangan laki-laki, yang mana tarian ini
dimainkan sambil duduk dan melingkar.
Tari Kecak ini
menceritakan tentang kisah cerita Ramayana ketika barisan seekor kera membantu
Rama untuk melawan Rahwana. Lagu yang mengiringi tari kecak ini diambil dari
ritual-ritual tarian sanghyang, yang mana sanghyang ini tradisi tarian dan
penari-nya itu akan berada dibawah alam sadar (Tidak Sadar), melakukan hubungan
komunikasi dengan tuhan atau dengan roh (Arwah) para leluhurnya, lalu
menyampaikan harapan-harapan yang di inginkan-nya kepada masyarakat.
2 Tari Panji Semirang
Tarian tradisional ini namanya Tari Panji Semirang. Tari Panji
Semirang ini dimainkan oleh wanita, Tari Panji Semirang ini ialah tarian yang
melambangkan seorang putri raja yang bernama Galuh Cadrakirana, yang mana putri
raja itu menyamar menjadi seorang laki-laki sesudah kehilangan suaminya. Didalam
lambangnya ia mengganti namanya menjadi Raden Panji, maka dari itulah tarian
tersebut disebut dengan Tari Panji Semirang.
3
Tari Pendet
Tari tradisional
bali ini diberi nama dengan sebutan Tari Pendet, yang mana Tari Pendet ini
dimainkan untuk penyambutan kedatangan para tamu-tamu undangan dengan
menaburkan bunga-bunga, Tari Pendet dimainkan oleh seorang wanita, dan
penari-penari Tari Pendet ini memiliki senyuman yang sangat manis Awal mulanya
tarian ini hanya digunakan ketika adanya acara-acara ibadah di pura sebagai
bentuk penyambutan-penyambutan kepada dewa yang turun kedalam bumi.
Event
Bali masih jadi destinasi
unggulan bagi Indonesia, baik untuk turis domestik mau pun mancanegara. Pulau
Seribu Pura ini selalu masuk daftar pertama destinasi yang wajib dikunjungi
selama masa liburan. Namun, ke Bali tak asyik kalau cuma mengunjungi
tempat-tempat wisatanya.
Hari Raya Nyepi
Nyepi merupakan
hari raya bagi umat Hindu yang biasanya dirayakan saat tahun baru Saka. Hari
raya Nyepi jatuh di hitungan Tilem Kesanga (IX) atau yang sering dipecaya
sebagai hari penyucian para dewa-dewa yang terdapat di pusat samudera dan yang
membawa intisari amerta air hidup. Pada hari raya Nyepi para penganut Hindu
melakukan pemujaan suci bagi para dewa-dewa yang dianutnya.
Nyepi sendiri
berasal dari kata sepi atau sunyi atau senyap. Nyepi juga merupakan perayaan
untuk tahun Baru bagi Umat Hindu yang didasarkan pada penanggalan atau kalender
Caka yang sudah dimulai pada tahun 78 Masehi. Berbeda dengan tahun baru Masehi,
tahun baru Saka bagi umat Hindu terutama di Bali akan dimulai dengan cara
menyepi. Di mana para umat Hindu tidak akan melakukan aktivitas seperti
biasanya, segala macam aktivitas ditiadakan, termasuk pelayanan umum yang ada,
contohnya Bandar Udara Internasional yang akan ditutup pada perayaan Nyepi tapi
hal itu tidak berlaku bagi Rumah Sakit.
Hari Raya Nyepi
memiliki tujuan dan makna yaitu memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga
berguna untuk menyucikan Bhuana Alit atau yang artinya alam manusia (icrocosmos)
dengan Bhuana Agung atau yang memiliki arti alam semesta (macrocosmos).
Biasanya khusus untuk wilayah Bali, sebelum dilaksanakan Hari Raya Nyepi
biasanya akan diadakan berbagai macam rangkaian upacara yang biasanya dilakukan
oleh umat Hindu.
Omed-omedan
Omed-omedan
adalah upacara yang diadakan oleh pemuda-pemudi Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar
yang diadakan setiap tahun. Omed-omedan diadakan setelah Hari Raya Nyepi, yakni
pada hari ngembak geni untuk menyambut tahun baru saka. Omed-omedan berasal
dari bahasa Bali yang artinya tarik-tarikan. Omed-omedan melibatkan sekaa
teruna teruni atau pemuda-pemudi yang berumur 17 hingga 30 tahun dan belum
menikah. Prosesi omed-omedan dimulai dengan persembahyangan bersama untuk
memohon keselamatan. Usai sembahyang, peserta dibagi dalam dua kelompok,
laki-laki dan perempuan. Kedua kelompok tersebut mengambil posisi saling
berhadapan di jalan utama desa. Dua kelompok Setelah seorang sesepuh memberikan
aba-aba, kedua kelompok saling berhadapan. Peserta upacara ini terdiri dari 40
pria dan 60 wanita. Cara omed-omedan ini adalah tarik-menarik menggunakan
tangan kosong antara pria dan wanita dan disirami air.
Makepung
Makepung dalam
bahasa Indonesia bermakna kejar- kejaran. Tradisi Makepung di Jembrana Bali
merupakan tradisi lomba pacu kerbau yang sudah lama melekat di masyarakat
Jembrana Bali. Awalnya, tradisi ini hanyalah semacam permainan bagi petani
Jembrana Bali disela- sela kegiatan membajak. Secara teknis, Makepung hampir
sama dengan perlombaan karapan sapi di Madura. Seorang joki pengendara kerbau
berdiri pada sejenis gerobak yang ditarik oleh kerbau.
Makepung di
Jembrana memiliki aturan yang unik karena pemenang lomba bukan ditentukan dari
siapa yang berhasil mencapai garis finish terlebih dahulu, melainkan ditentukan
oleh jarak yang berhasil dibuat antar peserta yang sedang bertanding. Pemenang
Makepung ditentukan jika yang terdepan didalam pertandingan berhasil menjaga
jarak dengan lawan dibelakangnya sejauh 10 meter. Dan jika peserta yang berada
dibelakang dapat mempersempit jarak menjadi kurang dari 10 meter, maka peserta
yang dibelakanglah yang menjadi pemenang. Sedangkan untuk arena yang dijadikan
track lomba adalah berupa track tanah yang bebentuk huruf U dengan panjang
mencapai 2 Km
Perang Tipat Bantal
Perang Tipat
Bantal merupakan sebuah tradisi tahunan diadakan di Desa Kapal, Kecamatan
Mengwi, Kabupaten Badung. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ritual Perang Tipat Bantal diawali dengan
persembahyangan oleh seluruh warga desa. Pemangku adat akan memercikkan titra
(air suci) untuk memohon kelancaran dan keselamatan bagi masyarakat selama
prosesi upacara dilakukan. Kemudian beberapa pria akan melepas baju dan
bertelanjang dada. Mereka dibagi menjadi dua kelompok yang berdiri
berhadap-hadapan. Di depannya telah tersedia tipat (ketupat) dan bantal
(makanan dari tepung ketan dan kelapa). Kemudian Perang Tipat-Bantal akan
dilanjutkan di jalan raya tepat di depan Pura Desa. Tradisi ini biasa
dilaksanankan pada 15 OKtober.
'
Perang Pandan
Perang pandan
adalah salah satu tradisi yang ada di Desa Tenganan, Kecamatan Karangasem,
Bali. Perang pandan juga disebut dengan istilah makere-kere. Peran pandan
merupakan salah satu tradisi yang dilakukan untuk menghormati dewa Indra atau
Dewa perang. Perang pandan merupakan bagian dari ritual Sasihh Sembah. Sasih
sembah ialah ritual terbesar yang ada di Desa Tenganan. Masyarakat Desa
Tenganan memiliki kepercayaan yang berbeda dari umumnya masyarakat Bali.
Masyarakat di Desa Tenganan menganut agama Hindu Indra. Pemeluk agama Hindu
Indra tidak membedakan umatnya dalam kasta. Mereka juga menempatkan Dewa Indra
sebagai Dewa tertinggi. Masyarakat Tenganan percaya bahwa desa yang mereka
tempati merupakan hadian dari Dewa Indra.
Pada jaman dahulu
daerah Tenganan di pimpin oleh seorang raja yang kejam bernama Maya Denawa.
Maya Denawa menganggap dirinya sebagai seorang Dewa. Selain menganggap dirinya
Dewa, Maya Denata juga melarang masyarakat Tenganan untuk melakukan ritual
keagamaan. Pengakuan Maya Denata sebagai dewa membuat murka para Dewa, kemudian
Dewa Indra diutus untuk melawan Maya Denata. Peperangan antara Maya Denata dan
Dewa Indra dimenangkan oleh Dewa Indra. Peperangan antara Maya Denata dan Dewa
Indra tersebut kini di peringati masyarakat Desa Tenganan dengan upacara perang
pandan.
Struktur Navigasi Web
=== Tampilan Website ===
Tampilan Halaman Home
Tampilan Halaman Event
Tampilan Halaman About
No comments:
Post a Comment