BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pekerjaan
yang dilakukan secara bersama-sama akan mencapai hasil yang lebih baik daripada
dilakukan scara sendiri-sendiri. Begitu juga dalam sejarah, prestasi atau
keberhasilan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui kerjasama. Mengapa harus
bekerjasama ? seorang psikolog industri, Peter Honey (dalam petertson,2010)
mengatakan ada beberapa alasan mengapa bekerja dalam tim sangat penting baik
dalam organisasi ataupun kelompok yaitu individu dapat belajar dengan cepat
dari pada sebagai individu sendiri.
Kecenderungan
melakukan kerjasama sudah mulai merebak di Amerika. Permainan juga dapat
melatih kerjasama, dengan permainan dapat meningkatkan kemampuan sosial
anggota, belajar bagaimana berkomunikasi , manejemen emosi, sementara itu juga
manfaat yang diraih adalah self esteem,meningkatkan kohesivitas kelompok,
penghargaan diri dan meneguhkan peran anggota dalam kelompok.
B. Rumusan masalah
1.
Apakah pengertian dari kerjasama ?
2.
Apakah manfaat dari kerjasama ?
3.
Bagaimana melakukan kerjasama yang baik
dan efektif ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
dan memahami pengetian dari kerjasama
2. Mengetahui
dan memahami manfaat dari kerjasama
3. Mengetahui
dan memahami bekerjasama yang baik dan efektif
BAB II
PEMBAHASAN
Orang
bisa mencapai sukses jika didukung dan mendukung orang lain. Intinya, sukses
bisa diraih melalui kerja sama tim. Siapa pun yang telah mencapai sukses pasti
menyadari hal ini. Tetapi, tentu saja tim yang dimaksud di sini bukanlah
sembarang tim, tetapi tim yang efektif. Kerjasama tim seperti kemampuan yang
harus terus diasah. Tidak ada artinya karyawan berkemampuan tinggi tetapi tidak
bisa bekerja sama dalam tim. Dua hal tersebut seperti satu paket.
A. Pengertian kerja sama
Sebagai makhluk sosial
manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang di dunia ini
tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas untuk memenuhi
kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia melakukan
interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup
lainnya. Begitupun Anda, dalam aktivitas usahanya setiap orang selalu
membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Tidak seorang pengusaha atau
wirausaha yang sukses karena hasil kerja atau usahanya sendiri.
Kerja
sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih
yang saling menguntungkan, sebagaimana dua pengertian kerja sama di bawah ini:
-
Moh. Jafar Hafsah menyebut kerja sama
ini dengan istilah “kemitraan”, yang artinya adalah “suatu strategi bisnis yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prisip saling membutuhkan dan saling membesarkan.”
-
H. Kusnadi mengartikan kerja sama
sebagai “dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan
secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu.”
Dari
pengertian kerjasama di atas, maka ada beberapa aspek yang terkandung dalam
kerja sama, yaitu:
1. Dua
orang atau lebih, artinya kerja sama akan ada kalau ada minimal dua orang/pihak
yang melakukan kesepakatan. Oleh karena itu, sukses tidaknya kerjasama tersebut
ditentukan oleh peran dari kedua orang atau kedua pihak yang bekerja sama
tersebut.
2. Aktivitas,
menunjukkan bahwa kerja sama tersebut terjadi karena adanya aktivitas yang
dikehendaki bersama, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan ini membutuhkan
strategi (bisnis/usaha).
3. Tujuan/target,
merupakan aspek yang menjadi sasaran dari kerjasama usaha tersebut, biasanya
adalah keuntungan baik secara financial maupun nonfinansial yang dirasakan atau
diterima oleh kedua pihak.
4. Jangka
waktu tertentu, menunjukkan bahwa kerja sama tersebut dibatasi oleh waktu,
artinya ada kesepakan kedua pihak kapan kerjasama itu berakhir. Dalam hal ini,
tentu saja setelah tujuan atau target yang dikehendaki telah tercapai.
B.
Manfaat
kerjasama
Pihak-pihak
yang bekerja sama masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Oleh karena itu, keduanya berusaha menutupi kekurangan
masing-masing dengan kelebihan yang dimiliki oleh pihak lain atau
pihak yang bermitra. Dengan demikian, diharapkan hasil yang dicapai dari kerja
sama usaha harus lebih baik atau lebih besar dibandingkan jika dikelola sendiri
tanpa kerja sama dengan pihak lain. Jika hasil yang diperoleh dari kerja sama
tidak lebih baik bila seandainya tanpa kerjasama, berarti kerja sama tersebut
gagal
H.
Kusnadi (2003) mengatakan bahwa berdasarkan penelitian kerja sama
mempunyai beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut:
-
Kerja sama mendorong persaingan di dalam
pencapaian tujuan dan peningkatan produktivitas.
-
Kerja sama mendorong berbagai upaya
individu agar dapat bekerja lebih produktif, efektif, dan efisien.
-
Kerja sama mendorong terciptanya sinergi
sehingga biaya operasionalisasi akan menjadi semakin rendah yang menyebabkan
kemampuan bersaing meningkat.
-
Kerja sama mendorong terciptanya
hubungan yang harmonis antarpihak terkait serta meningkatkan rasa
kesetiakawanan.
-
Kerja sama menciptakan praktek yang
sehat serta meningkatkan semangat kelompok.
-
Kerja sama mendorong ikut serta memiliki
situasi dan keadaan yang terjadi dilingkungannya, sehingga secara otomatis akan
ikut menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi yang telah baik.
Moh.
Jafar Hafsah (2000) melihat manfaat kerjasama, antara lain dibedakan atas:
a. Manfaat
produktivitas
Produktivitas adalah suatu model ekonomi yang
diperolah dari membagi output dengan input. Produktivitas = output : input.
Dengan formulasi tersebut dan sesuai dengan rumus, maka produktivitas dikatakan
meningkat bila dengan input yang tetap diperoleh output yang semakin besar
Selain itu, produktivitas yang tinggi dapat diperoleh dengan cara mengurangi
penggunaan input (dengan syarat tidak mengurangi kualitas), sehingga dengan
output yang tetap dengan penggunaan input yang sedikit menunjukkan adanya
peningkatan produktivitas.
b. Manfaat
efisiensi.
Manfaat efisiensi dapat diartikan sebagai dicapainya
cara kerja yang hemat, tidak terjadi pemborosan, dan menunjukkan keadaan
menguntungkan, baik dilihat dari segi waktu, tenaga maupun biaya.
Ini dapat dicapai karena dalam kerja sama mengikat
pihak-pihak yang bekerja sama untuk mentaati segala kesepakatan, serta terjadi
spesialisasi tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
masing-masing.
c. Manfaat
jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Sebagai akibat adanya manfaat produktivitas dan
efisiensi, maka dengan kerja sama akan dicapai pula manfaat kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas. Dengan adanya penggabungan dua potensi dan kekuatan
untuk menutupi kelemahan dari masing-masing pihak yang bekerja sama (bermitra),
maka akan dihasilkan tingkat produktivitas yang tinggi dan efisiensi serta
efektivitas. Produktivitas menunjukkan manfaat kuantitas dan efisiensi serta
efektivitas menunjukkan manfaat kualitas. Dengan kualitas dan kuantitas yang
dapat diterima oleh pasar, maka akan dapat menjamin kontinuitas usaha.
d. Manfaat
dalam risiko
Sebagaimana diuraikan pada kegiatan belajar 1, Kerja
sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih
yang saling menguntungkan dan kedua pihak memberi kontribusi atau peran yang
sesuai dengan kekuatan dan potensi masing-masing pihak, sehingga keuntungan
atau kerugian yang dicapai atau diderita kedua pihak bersifat proporsional,
artinya sesuai dengan peran dan kekuatan masing-masing. Hal ini menggambarkan
bahwa dalam kerja sama, ada rasa senasib sepenanggungan antara pihak yang bermitra.
Dalam hal ini risiko yang dihadapi termasuk resiko menderita kerugian dalam
pengelolaan usaha ditanggung bersama antara pihak yang bermitra, sehingga
resiko yang ditanggung masing-masing pihak menjadi berkurang.
Terkait
dengan cara menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah, Michael
Maginn (2004) mengemukakan 14 (empat belas) cara, yakni:
1. Tentukan
tujuan bersama dengan jelas. Sebuah tim bagaikan sebuah kapal yang berlayar di
lautan luas. Jika tim tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, tim tidak
akan menghasilkan apa-apa. Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus
diraih oleh tim, dan memberikan daya memotivasi setiap anggota untuk bekerja.
Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah hendaknya
menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan bersama, masing-masing bagian
seharusnya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama
tersebut.
2. Perjelas
keahlian dan tanggung jawab anggota. Setiap anggota tim harus menjadi pemain di
dalam tim. Masing-masing bertanggung jawab terhadap suatu bidang atau jenis
pekerjaan/tugas. Di lingkungan sekolah, para guru selain melaksanakan proses
pembelajaran biasanya diberikan tugas-tugas tambahan, seperti menjadi wali
kelas, mengelola laboratorium, koperasi, dan lain-lain. Agar terbentuk kerja
sama yang baik, maka pemberian tugas tambahan tersebut harus didasarkan pada
keahlian mereka masing-masing.
3. Sediakan
waktu untuk menentukan cara bekerjasama. Meskipun setiap orang telah menyadari
bahwa tujuan hanya bisa dicapai melalui kerja sama, namun bagaimana kerja sama
itu harus dilakukan perlu adanya pedoman. Pedoman tersebut sebaiknya merupakan
kesepakatan semua pihak yang terlibat. Pedoman dapat dituangkan secara tertulis
atau sekedar sebagai konvensi.
4. Hindari
masalah yang bisa diprediksi. Artinya mengantisipasi masalah yang bisa terjadi.
Seorang pemimpin yang baik harus dapatmengarahkan anak buahnya untuk
mengantisipasi masalah yang akan muncul, bukan sekedar menyelesaikan masalah.
Dengan mengantisipasi, apa lagi kalau dapat mengenali sumber-sumber masalah,
maka organisasi tidak akan disibukkan kemunculan masalah yang silih berganti
harus ditangani.
5. Gunakan
konstitusi atau aturan tim yang telah disepakati bersama. Peraturan tim akan
banyak membantu mengendalikan tim dalam menyelesaikan pekerjaannya dan
menyediakan petunjuk ketika ada hal yang salah. Selain itu perlu juga ada
konsensus tim dalam mengerjakan satu pekerjaan..
6. Ajarkan
rekan baru satu tim agar anggota baru mengetahui bagaimana tim beroperasi
dan bagaimana perilaku antaranggota tim berinteraksi. Yang dibutuhkan anggota
tim adalah gambaran jelas tentang cara kerja, norma, dan nilai-nilai tim. Di
lingkungan sekolah ada guru baru atau guru pindahan dari sekolah lain, sebagai
anggota baru yang baru perlu ”diajari” bagaimana bekerja di lingkungan tim
kerja di sekolah. Suatu sekolah terkadang sudah memiliki budaya saling
pengertian, tanpa ada perintah setiap guru mengambil inisiatif untuk menegur
siswa jika tidak disiplin. Cara kerja ini mungkin belum diketahui oleh guru
baru sehingga perlu disampaikan agar tim sekolah tetap solid dan kehadiran guru
baru tidak merusak sistem.
7. Selalulah
bekerjasama, caranya dengan membuka pintu gagasan orang lain. Tim
seharusnya menciptakan lingkunganyang terbuka dengan gagasan setiap
anggota. Misalnya sekolah sedang menghadapi masalah keamanan dan ketertiban,
sebaiknya dibicarakan secara bersama-sama sehingga kerjasama tim dapat
berfungsi dengan baik.
8. Wujudkan
gagasan menjadi kenyataan. Caranya dengan menggali atau memacu kreativitas
tim dan mewujudkan menjadi suatu kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan
yang kreatif, karena itu usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat untuk
meraih tujuan. Dalam menggali gagasan perlu mencari kesamaan pandangan.
9. Aturlah
perbedaan secara aktif. Perbedaan pandangan atau bahkan konflik adalah hal yang
biasa terjadi di sebuah lembaga atau organisasi. Organisasi yang baik dapat
memanfaatkan perbedaan dan mengarahkannya sebagai kekuatan untuk
memecahkan masalah. Cara yang paling baik adalah mengadaptasi perbedaan menjadi
bagian konsensus yang produktif.
10. Perangi
virus konflik, dan jangan sekali-kali ”memproduksi” konflik. Di sekolah
terkadang ada saja sumber konflik misalnya pembagian tugas yang tidak merata
ada yang terlalu berat tetapi ada juga yang sangat ringan. Ini sumber konflik
dan perlu dicegah agar tidak meruncing. Konflik dapat melumpuhkan tim kerja
jika tidak segera ditangani.
11. Saling
percaya. Jika kepercayaan antaranggota hilang, sulit bagi tim untuk
bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim cenderung menjaga jarak, tidak
siap berbagi informasi, tidak terbuka dan saling curiga.. Situasi ini
tidak baik bagi tim. Sumber saling ketidakpercayaan di sekolah biasanya
berawal dari kebijakan yang tidak transparan atau konsensus yang
dilanggar oleh pihak-pihak tertentu dan kepala sekolah tidak bertindak apapun.
Membiarkan situasi yang saling tidak percaya antar-anggota tim dapat memicu
konflik.
12. Saling
memberi penghargaan. Faktor nomor satu yang memotivasi karyawan adalah
perasaan bahwa mereka telah berkontribusi terhadap pekerjaan danm prestasi
organisasi. Setelah sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang
sulit membuat tim lelah, kumpulkan anggota tim untuk merayakannya. Di sekolah
dapat dilakukan sesering mungkin setiap akhir kegiatan besar seperti akhir
semester, akhir ujian nasional, dan lain-lain.
13. Evaluasilah
tim secara teratur. Tim yang efektif akan menyediakan waktu untuk melihat
proses dan hasil kerja tim. Setiap anggota diminta untuk berpendapat tentang
kinerja tim, evaluasi kembali tujuan tim, dan konstitusi tim.
14. Jangan
menyerah. Terkadang tim menghadapi tugas yang sangat sulit dengan
kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tim bisa menyerah dan mengizinkan
kekalahan ketika semua jalan kreativitas dan sumberdaya yang ada telah dipakai.
Untuk meningkatkan semangat anggotanya antara lain dengan cara memperjelas
mengapa tujuan tertentu menjadi penting dan begitu vital untuk dicapai. Tujuan merupakan
sumber energi tim. Setelah itu bangkitkan kreativitas tim yaitu dengan cara
menggunakan kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap masalah.
C.
Bekerjasama
yang baik dan efektif
Kerjasama
yang cepat dalam mencapai tujuan adalah kerjasama yang baik dan efektif
sehingga tepat sasaran. Menurut Rosemary Rein , seorang pembicara, penulis dan
konsultan pelatihan yang menulis Blueprin for Succes With Bussiness Stephen
Covey dan Ken Blanchard (dalam Petersoon 2010) mengungkapkan beberapa cara
untuk mengembangkan tim kerja yang efektif. Berikut adalah beberapa sarannya :
1.
Komunikasi kan harapan yang jelas tentang kerjasama tim dan kolaborasi
diharapkan
2.
Kerjaama sangat dihargai dan diakui, maka tidak dikehendakiuntuk berjalan
sendiri
3.
Selalu mereview hasil kelompok
4.
Memberi kesempatan dengan hal yang menyenangkan
5.
Menggunakan “ice breker” untuk menyegarkan dan menyemangati kelompok
Rein
juga menambahkan bahwa kerjasama kelompok harus berorientasi solusi, bukan
hanya berfokus pada masalah, selalu menyediakan satu solusi.
Konsultan
sumberdaya manusia dan penulis Susan Heathfield juga mengatakan bahwa penting
untuk stuktur kerjasama dalam kelompok dengan benar, menjelaskan bagaimana
mereka harus bekerja dan harapan untuk masing-masing. Ada tiga syarat yang harus
dipenuhi untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu kelompok kerja yang
baik yaitu :
1. Pembagian
kerja yang jelas dan sesuai. Ada prinsip untuk hal ini yaitu the right man on
the right place
2. Bergantung
kepada gaya kepemimpinan yang diterapkan.
3. Komunikasi
timbal diantara anggota kelompok maupun antara anggota kelompok dengan
pimpinannya
DAFTAR PUSTAKA
Paterson,James.2010.Do Teams
Work? Leadership for Student Acticities.National Association of Secondary
School Principals Edition. Reston. December 2010.Vol.39,Iss 4,p.9-12
Suwarjo.2011.55
Permainan dalam Bimbingan Konseling.Yogyakarta:Paramitra Publishing
www.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1943515-manfaat-kerja-sama.html
http://.www.dokumen.tips/documents/makalah-komunikasi-efektif.html
M.rangga Permana putra
ReplyDeleteinfonya sangat membantu kak
ReplyDeleteudemi